PENGERTIAN ICD – 10 (ICD- X)

Menurut Gemala Hatta (2008:131) yang dimaksud dengan Internasional Statistic Classification Of Disease And Related Health Problems Tenth Revision (ICD-10) adalah “ system klasifikasi yang komprehensif dan dianggap secara internasional”.

ICD-10 memuat klasifikasi diagnostik penyakit dengan standar internasional yang disusun berdasarkan sistem kategori dan dikelompokan dalam suatu penyakit menurut kriteria yang telah ditetapkan.

2.9.2 Tujuan dan Kegunaan ICD-10

Tujuan ICD menurut, Wuryanto, (2004:3) ialah untuk menyeragamkan pencatatan dan pengumpulan information penyakit dan persoalan berkaitan kesegaran sehingga tercipta Info statistik morbiditas dan mortalitas yang relevan, akurat, tepat waktu, berhasil peranan dan berdaya peranan untuk local, nasional dan internasional.

Penerapan pengkodean system ICD Menurut Hatta (2008:134)

Digunakan untuk : Kode ICD 10

Mengindeks pencatatan penyakit
Menerjemahkan diagnosis dari kata menjadi kode tertentu
Memudahkan penyimpanan dan pengambilan data
Dasar pelaporan nasiaonal morbiditas dan mortalitas
Tabulasi information layanan kesegaran dan evaluasi
Untuk penelitian epidemiologi dan klinis
Analisis pembayaran kesehatan
2.9.3 Struktur ICD-10

ICD-10 terdiri dari 3 volume, yaitu :

Volume 1
Volume satu merupakan himpunan klasifikasi itu sendiri yang disebut dengan tabular list. Didalam volume 1 diagnosis dikategorikan sehingga memudahkan dalam pemilihannya (subkategori) dan penghitungan statistik.

Volume 2
Volume 2 merupakan 3 manual atau pedoman mengenai langkah memakai volume 1 dan volume 3.

Volume 3
Volume 3 disebut alfhabetical index (indeks abjad) yang berfaedah sebagai kamusnya volume 1. Dalam volume 3 ini terkandung 3 seksi, diantaranya :

Seksi I, Merupakan klasifikasi diagnosis yang tercantum dalam volume 1.
Seksi II, Sebagai kamus untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan memuat makna dari Bab 20.
Seksi III, Merupakan table obat-obatan dan zat kimia sebagai sambungan dari bab 19-20 dan menyebutkan indikasi kejadian.
2.10 Mortalitas

Statistik mortalitas adalah satu diantara sumber utama Info kesegaran dan diberbagai negara merupakan style information kesegaran yang paling bisa diandalkan. WHO (1994:30)

2.10.1Penyebab Mortalitas

Wordl health assembly membatasi peneyebab mortalitas yang dimasukan kedalam sertifikat mortalitas sebagai seluruh penyakit, suasana sakit, atau cedera yang menyebabkan atau menyebabkan kematian, dan kecelakaan atau kekerasan yang menyebabkan cedera yang mematikan. Definisi itu memiliki tujuan untuk menyarankan sehingga seluruh Info yang relevan dicatat dan pembuat sertifikat tidak isikan sebagian suasana namun suasana yang lain tidak diisi. Definisi ini tidak mencakup tanda-tanda atau langkah kematian, seperti heart failure atau respiratory failure.

Bila cuma tersedia satu dikarenakan kematian yang direkam, penyebab ini yang dipilih untuk tabulasi. Tetapi kalau tersedia sebagian penyebab atau lebih dari satu maka pemilihan sesuai dengan aturan didasarkan terhadap rancangan underlying cause of death (sebab kematian utama) sebagaimana hasil keputusan konferensi terhadap Decennial internasional revision conference VI dimana hasil konferensi itu menyetujui bahwa penyebab kematian untuk tabulasi primer harus merupakan underlying cause of death (sebab kematian utama). Dari pandangan prevensi kematian, mutlak untuk memecahkan mata rantai perihal atau suasana yang mempengaruhi kesembuhan. Objektif kesegaran penduduk yang paling efektif adalah menahan penyebab pencetus (precipitating cause). Untuk tujuan ini maka definisi dikarenakan kematian utama (underlying cause of death) sebagai berikut; dikarenakan kematian utama terdiri atas : (a) penyakit/keadaan yang segera menyebabkan kematian, (b) penyakit (bila ada) yang menjadi penyebab kematian terhadap (a).

Prinsip diatas bisa diterapkan utnuk melakukan pengisian dikarenakan kematian, diaman yang bertanggung jawab isikan formulir dikarenakan kematian itu adalah dokter, dengan memilih suasana morbiditas yang segera menyebabkan kematian dan suasana awal (antecedent condition) yang menyebabkan dikarenakan kematian ini. Sebab kematian dibikin untuk memfasilitasi seleksi penyebab kematian atau lebih.

Gambar 2.1

Contoh formulir dikarenakan kematian menurut ICD-10

Sumber : WHO (1993:31)

Bagian 1 yaitu diagnosa penyakit yang berhubungan segera dengan alur perihal yang segera menyebabkan kematian. Pada alur perihal cuma terdiri dari satu langkah maka memadai diisi dibaris I (a). Tetapi kalau tersedia lebih dari satu langkah, penyebab segera dimasukan terhadap baris (a) dan originating antecedent cause (cedera atau akibat dari penyebab eksternal) dimasukan terakhir, namun penyebab antara (intervening cause) dimasukan dalam baris (b) atau (c). Sebagai misal dari suatu sertifikat kematian dengan 4 langkah alur perihal yang menyebabkan kematian adalah sebagai berikut:

pulmonary embolism
pathological fracture
Secondary carcinoma of femur
Carcinoma of breast
Bagian II adalah penyakit atau suasana mutlak lainnya yang menopang menyebabkan atau menyebabkan kematian itu tapi tidak tersedia hubungannya dengan penyakit atau suasana yang segera menyebabkan kematian. Pada bagian ini diisi sesuai penyebab segera maupun penyebab tidak langsung, kalau suatu suasana awal yang merupakan predisposisi penyebab segera rusaknya jaringan atau masalah fungsi, meskipun hal ini berjalan sehabis interval yang lama. (ICD 10 Volume 2). Mencatat perkiraan interval (menit, jam, minggu, bulan, atau tahun) tiap tiap suasana kematian untuk menopang dokter dalam menegakkan alur perihal yang menyebabkan kematian dan selanjutnya juga berfaedah sebagai saran bagi pemberi kode untuk memilih kode yang tepat

Bila cuma 1 penyebab kematian yang dilaporkan, penyebab ini digunakan untuk tabulasi. Bila lebih dari 1 penyebab kematian maka langkah pertama dalam memilih underlying cause of death adalah memilih originating antecedent cause yang sesuai untuk digunakan terhadap baris terakhir terhadap bagian 1 dari formulir dikarenakan kematian dengan menerapkan prinsip umum atau memilih aturan 1,2 dan 3.

Pada sebagian keadaan, ICD-10 memperkenankan organiting cause digantikan dengan suasana yang lebih sesuai untuk ekspresi underlying cause dalam tabulasi. Bila originating antecedent cause adalah suatu cedera atau akibat penyebab eksternal yang diklasifikasikan terhadap bab XIX ICD-10, suasana yang bisa menyebabkan suasana berikut harus dipilih sebagai underlying cause untuk tabulasi dan diberi kode terhadap V01-Y89. Kode untuk cedera atau akibat bisa digunakan sebagai kode tambahan.

2.10.2 Peraturan untuk seleksi origaniting antecedent cause

Urutan (sequence)
Istilah alur merujuk terhadap dua atau lebih kondisi

yang diisi terhadap baris bagian I, tiap tiap suasana merupakan kausa dari isian yang tersedia terhadap baris diatasnya.

Contoh 1 :

(a) Bleeding of oeshophageal varices

(b) Portal hypertension

(c) Liver cirrhosis

(d) Hepatitis B

Bila tersedia lebih dari 1 penyebab kematian terhadap baris sertifikat, kemungkinan untuk mempunyai lebih dari 1 alur yang dilaporkan. Dalam misal di bawah ini dilaporkan 4 alur :

Contoh 2 :

(a) Coma

(b) Myocardial infraction and

cerebrovascular accident

(c) Artherosclerosis hypertension

Urutan berikut adalah :

Artherosclerosis (menyebabkan) myocardial infraction (menyebabkan coma)
Artherosclerosis (menyebabkan) cerebrovascular accident (menyebabkan) coma.
2.10.3 Prinsip Umum

Prinsip umum perlihatkan bahwa lebih dari 1 suasana yang diisi terhadap sertifikat, suasana yang diisi terhadap baris terbawah terhadap bagian I harus diseleksi kalau bisa menyebabkan seluruh suasana yang diisi diatasnya. WHO (1994:34)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Technological Innovation
Technological Innovation